Sabtu, 20 Juni 2015

Tanah Polpolan

Menjadi arsitek tidak lepas dari eksplorasi terhadap material di sekitarnya. Salah satu pengalaman saya di Rumah Intaran adalah mengenal tanah polpolan. Tanah polpolan adalah tanah biasa yang difermentasikan selama sehari hingga seminggu lamanya. Prosesnya tidak sulit. Tanah dicangkul-cangkul hingga lunak, ditambahkan air sedikit demi sedikit, diinjak-injak sampai kalis, lalu didiamkan, dan masuk tahap fermentasi. Saat akan digunakan, adonan tanah ini diinjak-injak lagi dan ditambahkan air sedikit demi sedikit.

Masyarakat Bali, terutama di pedesaan, banyak yang menggunakan tanah ini dalam kehidupan keseharian mereka, termasuk membangun rumah. Tidak ada alasan lain mereka memilih polpolan selain karena material yang mudah didapat, sudah disediakan alam. Polpolan dapat menggantikan posisi semen, ia dapat rekat pada material lain. Polpolan diambil dari alam, paska pakai pun akan kembali ke alam tanpa efek merusak.

sebelum disimpan dan agar lebih mudah dipindahkan, tanah polpolan dibentuk menjadi bulatan-bulatan sebesar tiga kepalan tangan
Pak Koya sedang mencangkuli tanah di samping rumah untuk dijadikan tanah polpolan
sedikit demi sedikit tanah polpolan diambil untuk diaplikasikan sebagai pelapis tungku tanah
yeah, ini adalah material yang super!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar