Selasa, 02 Desember 2014

[1] Pandaan: Taman Candra Wilwatikta


Barisan susunan bebatuan yang disemen rapi ini menyambut kehadiranku siang itu. Sesosok gedung yang terletak di belakangnya serupa bapak yang menjaga anak-anaknya agar tak hilang atau cedera. Amphitheater itu begitu lapang. Di depannya, panggung dengan gerbang khas Bali, serupa candi bentar membentang. Panggung bermaterialkan batu-batu candi yang tak kalah luas. Lurus di depan amphitheater menjulang Gunung Penanggungan.


Nama "Candra Wilwatikta" sendiri bermakna "sinar Majapahit". Tidak heran mengingat keberadaan candi bentar itu pun masih memiliki kaitan dengan budaya Majapahit yang juga tersebar hingga tanah Bali. Namun sayang, Taman Candra Wilwatikta sepi pengunjung selain beberapa seniman yang akan berpartisipasi dalam festival seni di malam hari. Melihat lokasinya yang sepi pengunjung, aku pun sangsi apakah taman budaya ini sering digunakan. Lantas aku mencoba membayangkan bagaimana sesaknya saat menonton pertunjukan seni di Taman Budaya Yogyakarta atau Plasa Ngasem di Yogyakarta, dan berharap kotaku pun akan memiliki taman budaya serupa ini dengan latar Gunung Merapi.[]