Senin, 15 Oktober 2012

Pecha Kucha Night Jogja V.4

Pecha Kucha Night Jogja Volume 4
 Sabtu (13/10) menjadi malam perdana saya menghadiri acara Pecha Kucha Night Jogja yang ternyata sudah digelar untuk kali keempatnya di kota ini. Beberapa tahun yang lalu saya sebenarnya pernah menyambangi acara serupa di Bandung, tepatnya di Gedung KAA, sewaktu turut serta dalam studi ekskursi himpunan mahasiswa arsitektur kampus almamater. Kesan pertama yang saya tangkap saat itu adalah bahwa acara ini unik, dihadiri oleh insan-insan kreatif nan tak terduga, berbalut kesederhanaan suasana. Secara singkat dapat didefinisikan jika Pecha Kucha adalah malam presentasi atau malam berbagi ide dan cerita dalam waktu yang pendek. Acara  ini pun tidak hanya digelar di beberapa kota saja, tetapi telah digelar hampir di seantero dunia. Jadi bagi saya, tentu saja ini bukan sembarang acara. :)

Selepas maghrib kami berenam --saya, dua kawan kuliah dulu, dan tiga teman kawan saya itu, sudah berkumpul di area Bundaran Kampus UGM untuk kemudian bersama-sama menuju arena acara di Waterbank Cafe, kawasan Sagan. Begitu sampai di ujung jalan menuju cafe, telah tampak keriuhan di sebuah bangunan yang telah di-set sedemikian rupa. Setelah melewati meja registrasi online dan mendapatkan sticker plus a cup of tea, kami langsung bergabung dengan tamu-tamu lainnya di jajaran kursi yang telah disediakan.

Presentasi pertama dibawakan oleh Mbak Iko yang juga kakak kelas saya semasa es-em-a, selisih setahun. Ia menceritakan pengalamannya english debatting dan pencapaian yang telah digenggamnya karena debat. Debat telah membawanya berkelana di berbagai belahan dunia. Pun sejak es-em-a, karena debat pula ia mendapatkan kesempatan exchange ke Amrik selama setahun meski itu membuatnya menjalani masa bangku abu-abu selama empat tahun dan lulus bersama dengan angkatan saya.

Kirana Karang
Selanjutnya ada Kirana Karang yang sekarang masih duduk di bangku es-em-a. Ia pun telah wira-wiri ke mancanegara sejak kecil, saat sekolah dasar ia berkesempatan exchange pula ke Perancis. Ada Kristupa Saragih, fotografer yang telah menyambangi hampir semua propinsi di Indonesia sekaligus founder fotografer.net. Sempat diputar sebuah video berisi slide-slide foto karya Kristupa dan kawan-kawannya yang dipadu dengan lagu nasional Tanah Air, dan itu membuat hati saya cukup bergetar. Betapa Indonesia begitu indah dan mempesonanya.

Nanamia Pizzeria: The beginning, "I am an Architect!"
tantangan itu selalu ada
Insan-insan kreatif seperti dari Poyeng Knitting (seni merajut) atau J-Toku Indonesia (monster) hingga kisah profesi Arkhy Pradipta sebagai fashion stylist atau resto pizzanya Mbak Nana yang bertitel Nanamia Pizzeria hingga curahan hati Ibu Laretna Adishakti dari Jogja Heritage Society menjadi rangkaian  cerita lainnya malam itu. Ada senyum dan tawa, terkadang terperangah tak percaya adalah warna malam itu. Meski tidak menyaksikan hingga acara selesai, sepenggal cerita mereka mampu menghapuskan dahaga saya. Everyone is unique and it's true...

Sekitar pukul setengah sepuluh malam, kami meninggalkan kursi dan memacu laju kendaraan menuju sebuah tempat makan yang dindingnya hampir sempurna dihiasi lukisan. Unik sekali, pikir saya. Belakangan  setelah mengamati dinding-dinding itu lebih lanjut, saya baru tahu kalau di sana tidak hanya menjual makanan tetapi juga melayani jasa figura. Dan pemasaran jasa itu akan diakhiri saat tepat tengah malam. Saya melongo. Kota ini benar-benar hidup tidak seperti Solo yang konon sempat kondang dengan sebutan kota yang tidak pernah tidur.

The world really works! :)

2 komentar: