Selasa, 30 Oktober 2012

Tulips from Holland

beautiful tulips on the unique card
"Greetings from Holland, from the Tulip region. :) I would love to visit your country with my kids, it must be so beautiful."
-Marcel & Family-

Kamis, 25 Oktober 2012

Surga Pertiwi yang Tersembunyi

MyMakassar - Ada proyek tahunan pariwisata bahari –rangkaian ulang tahun Kepulauan Selayar– besutan propinsi Sulawesi Selatan yang kian diapresiasi berbagai kalangan, termasuk oleh jajaran birokrasi pemerintahan, yaitu Sail Taka Bonerate (Taka Bonerate Island Expedition). Taka Bonerate sendiri adalah taman nasional bawah laut di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan. Tepatnya di Laut Flores, sekitar 79-206 mil arah selatan Benteng, ibukota Kabupaten Selayar, atau barat Kepulauan Wakatobi. Terdiri dari gugusan pulau karang (atol) seluas 220.000 hektar dan luasan terumbu karang 530.765 hektar menjadikan Taka Bonerate sebagai atol terbesar di Nusantara sekaligus menjadi peringkat ketiga setelah atol Kwajifein, Kepulauan Marshall dan atol Suvadiva, Maldive.
Potret aerial Taman Nasional Taka Bonerate
Topografi bawah laut Taka Bonerate dapat dikatakan menarik dengan perpaduan gugusan pulau dan pantai pasir putih serta terumbu karang yang membentuk selat-selat kecil yang dalam dan terjal. Saat air surut, pada terumbu karang akan terbentuk kolam-kolam kecil. Warna laut yang biru pekat menandakan bahwa perairan tersebut cukup dalam --hingga 1500 meter di bawah permukaan laut. Atol Taka Bonerate mengelilingi dua puluh pulau dimana enam diantaranya telah dihuni penduduk setempat. Sedangkan lima belas pulau menjadi tujuan diving dan snorkeling. Kegiatan memancing, menyelam, hingga hunting foto patut menjadi agenda yang harus berada di to-do-list para penggemar objek alam serupa Taka Bonerate. Bahkan pada even seperti Sail Takabonerate, aktivitas seperti itu menjadi agenda utama.
Bentangan Keeksotisan Taka Bonerate
Atol Taka Bonerate sangat penting dilestarikan mengingat keberadaan kekayaan lautnya juga habitasi burung di sekelilingnya. Menurut Departemen Kehutanan RI, Taka Bonerate memiliki 261 spesies coral, 295 spesies coral fish, 224 spesies mollusca --dari kelas gastropoda, kelas bivalve (kima, kerang mutiara, cumi-cumi, dan gurita), spesies echinodermata --teripang, bintang laut, lili laut, bulu babi, dan spesies lainnya seperti penyu sisik, penyu tempayan, serta penyu lekang. Terdapat pula populasi ikan yang dapat dikonsumsi seperti kerapu, tenggiri, dan cakalang.

Nur Aisyah Amnur, SP, MP –PEH Ahli Pertama Balai TN Taka Bonerate mengutarakan bahwa terdapat beberapa spot diving di Taka Bonerate diantaranya Ibel Orange 1 di Perairan Tinabo Besar; Joan Garden di Perairan Tinabo Kecil; Softcoral Point; Wall Reef; Wall Reef 3; Acropora Point; dan Corina Corner. Biota yang menghuni spot-spot tersebut bermacam-macam seperti trevallies, snapper, fusiliers, sweetlips, butterfly fish, angelfish, grouper, damselfish, batfish, wrasse, parrot fish, surgeon fish, frog fish, trigger fish, bumphead fish, flat worm, scorpion fish, lobster, eagle rays, dan nudibranch. Di Joan Garden bahkan terdapat biota cardinal fish, baby shark, dan penyu. 
Pesona Bawah Laut Taka Bonerate
Mayoritas penduduk Bonerate adalah muslim meskipun masih kuat pula kepercayaan tradisionalnya. Mereka tinggal di beberapa pulau yaitu Pulau Rajuni, Tarupa, Latondu, Jinato, dan Pasi Tallu. Pulau Rajuni Kecil menjadi destinasi pulau yang sering direkomendasikan untuk bermalam. Pantai pasir putih dan keramahan penduduk lokal menjadi daya tarik tersendiri. Berbaur dengan Suku Bajo dan Suku Bugis dengan lokalitas keseharian mereka pasti akan menjadi pengalaman yang tidak akan terlupakan. 

Taka Bonerate tidak hanya menawarkan konsep wisata bahari tetapi juga historis. Jika berkunjung ke Taka Bonerate, selayaknya tidak melewatkan kesempatan mengunjungi Taka Mariam dan Taka Gantarang. Taka Mariam adalah tempat menyimpan meriam kuno milik pasukan kolonial pada masa lampau, sedangkan Taka Gantarang adalah tempat menyimpan meriam kuno kembar milik pedagang Cina.

Rekomendasi utama kunjungan ke Bonerate antara bulan September-November atau April-Juni. Disarankan membawa kebutuhan primer selama berwisata, seperti air minum, krim pelindung dari matahari, topi, dan makanan ringan. Untuk menuju ke kawasan Taka Bonerate dapat ditempuh dengan bus tujuan Makassar-Bulukumba selama lima jam, kemudian dilanjutkan naik kapal ferry Bulukumba-Pelabuhan Pamatata di Kabupaten Selayar selama dua jam. Atau dapat pula ditempuh selama 45 menit dengan pesawat kecil jenis Twin Otter atau CN 235 langsung dari Makassar. Pesawat tersebut lepas landas tiap hari pada pukul setengah delapan pagi. Terakhir menuju Pulau Benteng selama satu setengah jam. Untuk menuju penginapan di Pulau Rajuni dapat menaiki kapal kayu selama lima jam. Perjalanan yang pasti akan sangat menantang.

Selamat mengeksplorasi butiran keeksotisan Taka Bonerate! :)

Rabu, 24 Oktober 2012

Helsinki vs New York

Suomenlinna, an UNESCO WHS, is a sea fortress of Helsinki, Finland.
Thank you Eeva!
#hope someday i'll be there, finland is always awesome for me
A lake in New York City Central Park, where you can rent a row boat.

Photo take by Nellies, the sender.

Selasa, 23 Oktober 2012

Pekerjaan Sunyi


"Menulis adalah pekerjaan yang sunyi. Selama ini saya lebih banyak menulis di rumah, sebuah tempat yang paling membuat saya betah saat menulis. Kadang saya butuh ditemani alunan musik, tapi di lain waktu saya malah ingin keadaan sunyi senyap agar bisa berkonsentrasi lebih baik.
Beberapa penulis (seringnya ditemukan dalam film atau novel) sering melarikan diri ke tempat-tempat jauh; villa di tengah hutan, pondok di tepi danau, atau sebuah rumah musim dingin. Mereka butuh kesunyian agar bisa menderas ide dan gagasan lebih baik.
--Melvi Yendra 

Senin, 22 Oktober 2012

Pendar Bola Cahaya




the most light i like



Cahaya menyala ketika kegelapan tiba.

Dalam kubikal kecil itu, tiba-tiba lentera paralel padam. Seketika kegelapan menguasai suasana, tiada suara. Gapaian tangan menemukannya. Sejumput terima kasih yang masih tak ingin sirna ketika kembali menyapanya walau tak lagi bercahaya.

still, thank you my friend... it's october, one year ago we start our struggling time... and it's end happily... till today...

PS: bola cahaya yang diberikan seorang kawan --@auliaVy, sekian bulan yang lalu. setahun yang lalu kami memulai perjuangan puncak bersama. bola cahaya yang tiba-tiba ingin kubawa merantau ke bogor beberapa bulan yang lalu. dan keberadaannya sangat berarti di saat berturut-turut selama beberapa hari listrik di sana padam... baru saja saya menemukan kembali foto-foto buah keisengan dalam kegelapan di kotak habitasi sementara di "kota barat" :)

Jumat, 19 Oktober 2012

When The Rain Falls ...

di luar hujan
To-do-list sudah di tangan. Tas sudah di bahu. Tubuh siap melangkah keluar. Firasat tentang awan kelam yang menggantung kemudian menjadi nyata. Gerimis merintik, perlahan menderas menjadi hujan. Just take a deep breath...

Gadget kembali dibuka. Mengirim pesan singkat untuk alternatif eksekusi perjanjian semula. Email melayang, menjadi duta di saat darurat. To-do-list kembali diutak-atik.
Hujan seakan menjadi dua sisi mata uang bagi saya. Di satu sisi, saya begitu menyukainya. Tetesan air dari langit yang membentuk pola-pola vertikal; "nada-nada" yang air yang menghentak beragam benda yang ditumbuknya; udara yang sangat sejuk, pun terkadang sedikit dingin; dan tentu saja aroma tanah yang begitu khas. Komposisi yang apik! Lalu saya terkadang akan mencoba memadukan kembali komposisi itu dengan beragam koleksi musik instrumental, menyisir dapur demi secangkir kopi atau teh, dan sepotong cokelat atau brownies (opsional). :)

Namun jika menilik kembali situasi seperti di atas, saya akan sedikit kecewa dengan hujan. Ia tidak datang di saat yang tepat. Rencana-rencana saya yang telah tersusun, seketika menjadi sedikit berantakan (jika tak ingin dibilang amburadul). Diundur, dibatalkan, atau mengeksekusi plan B adalah pilihan-pilihan yang tersodor.
Bagaimanapun juga hujan tidak akan pernah bisa disalahkan. Mungkin ia hanya  sekedar ingin mengajarkan pesan kebijakan kepada manusia?

Rabu, 17 Oktober 2012

Solo and Sweden +2

SIPA 2012 w/ WPAP finishing touch as a souvenir f/ Iin. ;D
11 C. Slussen, Stockholm, Sweden. Surprise f/ Mbak Sekar :)
Habsburg Castle, Zurich, Switzerland f/Caroline
City of Hannover, Germany  f/Manuella

Senin, 15 Oktober 2012

Pecha Kucha Night Jogja V.4

Pecha Kucha Night Jogja Volume 4
 Sabtu (13/10) menjadi malam perdana saya menghadiri acara Pecha Kucha Night Jogja yang ternyata sudah digelar untuk kali keempatnya di kota ini. Beberapa tahun yang lalu saya sebenarnya pernah menyambangi acara serupa di Bandung, tepatnya di Gedung KAA, sewaktu turut serta dalam studi ekskursi himpunan mahasiswa arsitektur kampus almamater. Kesan pertama yang saya tangkap saat itu adalah bahwa acara ini unik, dihadiri oleh insan-insan kreatif nan tak terduga, berbalut kesederhanaan suasana. Secara singkat dapat didefinisikan jika Pecha Kucha adalah malam presentasi atau malam berbagi ide dan cerita dalam waktu yang pendek. Acara  ini pun tidak hanya digelar di beberapa kota saja, tetapi telah digelar hampir di seantero dunia. Jadi bagi saya, tentu saja ini bukan sembarang acara. :)

Selepas maghrib kami berenam --saya, dua kawan kuliah dulu, dan tiga teman kawan saya itu, sudah berkumpul di area Bundaran Kampus UGM untuk kemudian bersama-sama menuju arena acara di Waterbank Cafe, kawasan Sagan. Begitu sampai di ujung jalan menuju cafe, telah tampak keriuhan di sebuah bangunan yang telah di-set sedemikian rupa. Setelah melewati meja registrasi online dan mendapatkan sticker plus a cup of tea, kami langsung bergabung dengan tamu-tamu lainnya di jajaran kursi yang telah disediakan.

Presentasi pertama dibawakan oleh Mbak Iko yang juga kakak kelas saya semasa es-em-a, selisih setahun. Ia menceritakan pengalamannya english debatting dan pencapaian yang telah digenggamnya karena debat. Debat telah membawanya berkelana di berbagai belahan dunia. Pun sejak es-em-a, karena debat pula ia mendapatkan kesempatan exchange ke Amrik selama setahun meski itu membuatnya menjalani masa bangku abu-abu selama empat tahun dan lulus bersama dengan angkatan saya.

Kirana Karang
Selanjutnya ada Kirana Karang yang sekarang masih duduk di bangku es-em-a. Ia pun telah wira-wiri ke mancanegara sejak kecil, saat sekolah dasar ia berkesempatan exchange pula ke Perancis. Ada Kristupa Saragih, fotografer yang telah menyambangi hampir semua propinsi di Indonesia sekaligus founder fotografer.net. Sempat diputar sebuah video berisi slide-slide foto karya Kristupa dan kawan-kawannya yang dipadu dengan lagu nasional Tanah Air, dan itu membuat hati saya cukup bergetar. Betapa Indonesia begitu indah dan mempesonanya.

Nanamia Pizzeria: The beginning, "I am an Architect!"
tantangan itu selalu ada
Insan-insan kreatif seperti dari Poyeng Knitting (seni merajut) atau J-Toku Indonesia (monster) hingga kisah profesi Arkhy Pradipta sebagai fashion stylist atau resto pizzanya Mbak Nana yang bertitel Nanamia Pizzeria hingga curahan hati Ibu Laretna Adishakti dari Jogja Heritage Society menjadi rangkaian  cerita lainnya malam itu. Ada senyum dan tawa, terkadang terperangah tak percaya adalah warna malam itu. Meski tidak menyaksikan hingga acara selesai, sepenggal cerita mereka mampu menghapuskan dahaga saya. Everyone is unique and it's true...

Sekitar pukul setengah sepuluh malam, kami meninggalkan kursi dan memacu laju kendaraan menuju sebuah tempat makan yang dindingnya hampir sempurna dihiasi lukisan. Unik sekali, pikir saya. Belakangan  setelah mengamati dinding-dinding itu lebih lanjut, saya baru tahu kalau di sana tidak hanya menjual makanan tetapi juga melayani jasa figura. Dan pemasaran jasa itu akan diakhiri saat tepat tengah malam. Saya melongo. Kota ini benar-benar hidup tidak seperti Solo yang konon sempat kondang dengan sebutan kota yang tidak pernah tidur.

The world really works! :)

Jumat, 12 Oktober 2012

Today's Wordle


Kartu Pos (Lagi)

Cracow, Polland.
Brama Florianska -- Florian's gate
Kartu pos bergambar gerbang Florian dari Marek. 
"There are very many monuments. The old town with medieval devender walls are on the UNESCO's WHS list. You must see them."
Ohio, USA.
State Capitol Rotunda
Kartu pos dengan detail arsitektur Capitol Rotunda di Amerika Serikat yang dikirim oleh Rebekah. Saya bahagia karena katanya itu adalah kartu pos pertamanya yang dikirim ke Indonesia, dan itu untuk saya! :)
"The rotunda is one ofthe most remarkable spaces in the Statehouse. The rotunda stretches 120 feets from the floor to the skylight, and it's crown jewel is the dome's 29-foot-wideskylight."
Bonn, Germany.
Bonn am Rhein
Kartu pos dari Johanna yang telah tinggal di Bonn beberapa tahun lalu.
"The mixture of very old and new buildings is very interesting."
Brussel, Belgium.
Market Place, Flower Carpet
Kartu pos ini adalah salah satu kartu pos favorit saya, dikirim oleh Poivre. Menceritakan pola-pola bunga yang ditata hingga menyerupai karpet raksasa dari tahun ke tahun. Pasti sangat menyenangkan bisa melihatnya secara langsung. Hope someday! :)
"The grand place (UNESCO WHS) is beautiful even without the flower carpet! Was lucky to see the carpet this year!"
 Stavropol, Russia.
@The Moscow Kremlin
Kartu pos dari Alex dan Milla yang tinggal di Stavropol, Russia. Mereka juga menceritakan bahwa Stavropol adalah kota yang tidak terlalu besar, hijau dan damai.
"The Moscow Kremlin. Royal regalia of the Russian empire. Diamond Fund of Russia."
Rotterdam, Nederland.
Katertje!!! -- kucing jantan
Erik mengirimkan kartu pos bergambar kucing kepada saya. Dan sebenarnya saya tidak menyukai binatang itu. Tapi dengan tiga perangko unik yang tertempel, saya tidak bisa menolak untuk menerimanya. Apalagi dikirimkan jauh-jauh dari benua seberang. :)

#masih ada satu kartu pos dari "kakek" di New South Wales, Australia bergambar jejak peninggalan suku Aborigin

Sabtu, 06 Oktober 2012

Delisa

here
Hidup ini sederhana sekali. Tinggal dijalani sebaik-baiknya, banyak-banyak bersyukur. Maka semoga kita selalu bahagia dengan apa yang kita miliki.
--Darwis Tere Liye
Delisa, gadis kecil yang tinggal bersama ibu yang dipanggilnya Ummi serta ketiga kakak perempuannya. Keriangannya, keluguan khas anak kecil, tetap bersemi meski harus kehilangan orang-orang terdekat yang begitu dicintainya karena hempasan tsunami. Kisah yang termuat dalam film bergenre religi, Hafalan Shalat Delisa, ini mengangkat kehidupan masyarakat pantai di tepian Aceh , Lhok Nga, berdasarkan novel karya Tere Liye. Meski sudah terbilang lama muncul di layar bioskop, rangkaian adegannya tetap menarik untuk disimak. Setidaknya bagiku yang baru kali ini mengikuti alur kisahnya secara utuh.

Chantiq Schagerl, pemeran tokoh Delisa, membawakan karakter bagiannya dengan apik nan menggemaskan. Pertanyaan-pertanyaan polos yang tiba-tiba membuat hati terhunjam. Pertanyaan dan pernyataan yang sering terlepas dari pikiran manusia dewasa. Benar kata orang kebanyakan, kadang kita yang lebih dewasa patut belajar dari anak kecil. Kebaikan hati seorang anak ketika bersedia berbagi bahkan ketika seharusnya ia merasa begitu kehilangan. Tak hanya kehilangan ibu dan ketiga kakak perempuannya, namun juga kehilangan sebelah kakinya. 

Sosok bocah yang begitu tegar diterpa ujian kehidupan yang begitu besar. Ada tangis sesaat namun kuntum-kuntum senyumnya lebih banyak tampak. Jiwa yang mudah bergaul dan beradaptasi sekalipun dengan orang asing, relawan-relawan yang merawatnya selepas tsunami. Perbedaan bahasa bukan penghalang untuk tetap saling mengerti dan memahami. Delisa, kisah kecil yang memburaikan beberapa butir kristal bening...

Delisa cinta Ummi karena Allah...
Delisa cinta Abi karena Allah...