Rabu, 04 Juli 2012

Sentul City in A Glance

Hari Sabtu (30/06) saya tiba kembali di rumah setelah sekitar sebulan menapakkan langkah di kawasan Jabodetabek. Sebulan kemarin, saya "menyusup" di kampus pusat STEI Tazkia, Sentul City, Bogor untuk mengikuti Diklat Operasional Perbankan Syariah. Betapa perjalanan dan perjuangan di sana benar-benar menampakkan sisi lain dunia. Dimensi-dimensi kehidupan yang berbeda dalam satu ruang. Kelak akan kuceritakan, kawan...:)

Jujur, awal-awal berada di sana saya sering merasakan apa yang dinamakan homesick. Sempat ada yang berkomentar, "Bukankah kamu sudah terbiasa hidup dalam suasana kost? Hidup terpisah dengan rumah?" Pernyataan itu benar, kawan. Tapi ada sesuatu yang membuatku benar-benar rindu kehangatan rumah orang tua: proses adaptasi. 

Meskipun masih berada dalam satu pulau, Yogyakarta-Jawa Tengah dengan Jawa Barat berbeda budaya, berbeda kultur. Irama pembicaraan ala suku Jawa yang pelan-pelan terasa berbeda dengan irama Sunda yang cenderung lebih cepat. Apalagi saya tinggal di kampung meskipun titel wilayah yang disandangnya di masa kini adalah Sentul City.

Sentul City terkesan sebagai kota yang keren. Terkenal dengan produk-produk arsitekturnya yang menawan nan elit. Bangunan-bangunan di Sentul memang masih baru dan tertata, sebut saja Tazkia sendiri, Bellanova Country Mall, Sentul International Convention Hall, Harris Hotel, hingga perumahan-perumahan yang menghiasi perbukitan dan gedung pemasaran Sentul City sendiri. Dan jangan lupakan Hambalang.

Sentul International Convention Hall (28/06)
Proyek-proyek masih berjalan di sini, pembangunan marak. Tanah masih luas tersedia, hutan pun masih ada yang belum "dibabat". Di depan kampus Tazkia sedang berlangsung proyek pembangunan pasar apung di atas Sungai Cikeas. Konon pasar apung ini digagas oleh salah satu maestro kuliner negeri ini, Pak Bondan Winarno yang termasyhur melalui program televisi Wisata Kuliner. Ada yang sangat saya sukai dari rancangan bangunan ini, walking track yang terbentang dari belakang gedung pemasaran Sentul City, melewati pintu keluar Bellanova, dan melayang menuju welcome area pasar apung sendiri. Selain itu jembatan merah yang membentang membujur di atas sungai sangat mirip jembatan merah di Kebun Raya Bogor.

Namun ketika berjalan menyusuri jalan setapak menuju kampung, hati kecil ini merasakan sebuah keironisan yang mendalam. Semoga sempat kuceritakan dalam post-post berikutnya. :)

4 komentar:

  1. aaaaaaaa.... Bogoooorrr...
    tau nggak Rof, aku pengin banget main ke Kota Bogor >,<

    BalasHapus
    Balasan
    1. waah, sayangnya aku udah kembali nique. hehe. pertengahan juli ayo ke bogor..:)

      Hapus
  2. Assalamualakum mbak Lia. Selamat puasa Ramadhan 1433 H semoga sehat selalu. Gimana sertifikat udh nyampe belun? Sya yang di Bogor belum tuh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaykumussalam pak himawan. kok bisa nemu blog saya darimana ya?
      alhamdulillah hari ini sertifikatnya sudah sampai...

      Hapus