Rabu, 28 Maret 2012

Just Similar

articlia.com
Rofida dan Farida. Apakah nama itu begitu mirip sehingga membuatnya sering tertukar-tukar? Dengan nama tengah ter-eja sama meski berbeda penulisan. Lalu nama akhir dengan rangkaian huruf vokal a-a-i-a dan a-i-a. Begitu susah membedakannya kah?

Rofida, itu nama saya. Dan Farida adalah nama sahabat saya. Kami saling mengenal saat sama-sama duduk di bangku sekolah menengah atas dalam kelas yang sama. Kami dan dua orang sahabat yang lain adalah satu "gank". Kemana pun kami hampir selalu bersama. Tetapi entah mengapa saya dan Fa (panggilan akrab saya untuknya) seperti ditakdirkan dalam ruang yang nyaris berdekatan. Diantara empat sekawan, sepertinya memang kami yang paling sering bersama. Jalan pulang yang searah dan ternyata ada warisan kekerabatan dari ayah-ayah kami, nanti akan saya ceritakan di paragraf akhir.

Selepas jam pelajaran usai biasanya kami akan menghabiskan waktu di perpustakaan sekolah hingga lepas sore hari. Perpustakaan nyaris ditutup dan kami baru akan berkemas pulang. Sampai-sampai bapak pustakawan yang notabene dikatakan killer oleh teman-teman justru menjadi orang yang paling hafal dengan kami meskipun tetap kadangkala terbalik. :D Tak perlu menyebutkan nama, kelas, dan nomor absen, beliau akan sigap segera mengambilkan kartu perpustakaan. Jika terbalik, cukup bilang saja terbalik maka beliau akan mengambil kartu perpustakaan yang seharusnya. Apakah beliau masih ingat ya sekarang setelah empat tahun lebih berlalu?

Ketika waktu berputar dan takdir berkata garis perjalanan selanjutnya berbeda. Kami berpisah jarak berpuluh kilometer. Tetapi tetap kami bersama dalam dunia yang lain, dunia yang tak terlihat. Bercerita apa saja, berkeluh apa saja. Dan saat tiba saya kembali ke "kampung" tak jarang kami akan pergi bersama,empat sekawan reuni di basecamp. Ya, kami punya basecamp! Lalu akan bertolak ke pusat kota, ke tingginya tanah, atau sekadar makan bareng. Kebersamaan yang semakin waktu bergulir, semakin sulit disentuh. I miss many moments with you...

Kadangkala Fa juga akan menjadi "sopir pribadi" saya ketika kami ingin pergi bersama namun tiada kendaraan di rumah. Detik terakhir saya akan menghabiskan masa kuliah, di tengah mobilitas persiapan jelang ujian akhir, dialah yang menemani saya kemana-mana. Cetak gambar, mencari kostum, hingga menjemput ke stasiun! :D

Dan tentang warisan kekerabatan itu, ternyata ayah-ayah kami adalah teman sekolah, adik-kakak kelas yang juga semasa sekolah menengah atas. Sepulang Fa dari rumah, tiba-tiba bapak mencecar saya dengan berbagai macam pertanyaan yang akhirnya berujung pada kalimat: dia anak teman sekolahku. Semoga kau masih ingat ketika setelah itu aku pun kemudian melemparkan pertanyaan-pertanyaan kepadamu.

Akhirnya saya hanya ingin berkata: rupanya memang nama kita begitu mirip, bukan saja karena urutan vokal-konsonan, tetapi juga karena kelekatan kebersamaan ini?

Dua bulan telah berlalu sejak pertemuan terakhir kami. Pertemuan pertama setelah aku kembali memulai rutinitas di kota ini dan pertemuan terakhir sebelum akhirnya kau bertolak ke ibukota. Sepekan lagi kau akan pulang. Dan kita telah merencanakan waktu untuk bertemu lagi... 
I'm waiting for you...

6 komentar:

  1. Rofida - Farida,,,sebuah nama yang mungkin dah dijodohkan oleh Allah,,,^^...pun dgn ortu qt,,jd smakin mngerti bhwa jodoh itu tak hnya berarti pasanagan hidup,,namun sahabat pun bisa mnjdi hodoh qt,,,miss u unniee,,,saranghaeyo....

    BalasHapus
  2. tulisan yang begitu "manis" :)

    BalasHapus