Sabtu, 24 September 2011

Vista Beranda

Betapa panas udara sedari siang tadi. Hawa seakan tak mendapat sejengkal ruang lagi. Kemarau menggarang. Matahari menggantang. Tetumbuhan meranggas. Pucuk-pucuk pepohonan tiada lagi hijau, segalanya nampak selayaknya tercelup warna soga.

Menjelang senja tadi, saya melongok sejenak membidik beberapa rumpun bebungaan di beranda yang masih terlihat segar dan merekah. Bahkan ketika tanah mulai menyusutkan mata air dan hujan tak kunjung mengucur.

 koleksi bunda :D

dan...

ketika jari-jari bunga terbuka mendadak terasa: betapa sengitcinta kita
cahaya bagai kabut, kabut cahaya; 
di langit menyisih awan hari ini; 
di bumi meriap sepi yang purba;
ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata, suatu pagi
di sayap kupu-kupu, di sayap warna
swara burung di ranting-ranting cuaca,bulu-bulu cahaya; 
betapa parah cinta kita
mabuk berjalan, diantara jerit bunga-bunga rekah
-Sapardi Djoko Damono, Ketika Jari-Jari Bunga Terbuka

2 komentar: