Jumat, 23 September 2011

Universalitas Arsitektur

Purna sudah pengembaraan saya hampir tiga hari ini melalui pencerapan pada satu kitab arsitektur yang ditulis oleh Bapak Galih Widjil Pangarsa, Arsitektur untuk Kemanusiaan. Kurang lebih satu semester yang lalu, saya berkesempatan mengikuti salah satu session seminarnya. Jiwanya menggelora, semangatnya sungguh hebat dalam mempertahankan khazanah ke-Nusantara-an arsitektur negeri ini yang konon sedang kacau balau.

Pada akhirnya saya pun kian mantap untuk melanjutkan langkah melalui jalan ke-Nusantara-an. Melalui Arsitektur untuk Kemanusiaan, Pak Galih menyadarkan betapa sesungguhnya Sabang sampai Merauke ini sangat kaya. Tetapi mengapa kita tidak bangga dengan kekhasan khazanah negeri ini? Mengapa kita justru latah untuk andil dalam perencanaan arsitektur empat musim dalam negeri yang hanya memiliki dua musim?

http://kvc.minbuza.nl/nl/current/2008/october/prawoto
Asitektur untuk Kemanusiaan secara khusus mengemas preseden-preseden dan metode perencanaan serta perancangan arsitek Eko Prawoto yang katanya masyhur sebagai “arsitek kampungan.” Dengan ketermarginalan rancangannya melalui penggunaan material-material tradisional bahkan material daur ulang, Eko Prawoto sungguh telah menyuguhkan karya yang istimewa. Misalnya pecahan keramik bisa disusunnya menjadi motif lung-leng dengan filosofi “lebih baik memberi daripada menerima.” Dengan spontan pula ia meminta tukang menyiramkan air pada semen untuk memperoleh motif tumpahan air pada lantai. Ide-ide Eko Prawoto sebagian besar sangat spontan, bukan disusun di studio, di atas kertas kalkir dengan tinta hitam melainkan di lapangan dengan lembar-lembar kertas seadanya melalui sketsa.

Saya cukup tertohok ketika Pak Galih kemudian mengungkapkan bahwa Eko Prawoto sangat menyukai sketsa. Oleh karenanya, ia memiliki intuisi ruang yang tinggi, juga kedalaman penghayatan terhadap bangunan. Semuanya karena sketsa. Rasanya benar juga pernyataan itu. Intuisi saya terhadap karya-karya yang pernah saya buat terasa lemah, saya hampir tidak pernah meluangkan waktu untuk menggoreskan pensil secara khusus. Saya sudah begitu familiar dengan pocket camera, picture, segala elemen visual mondial. Teknologi benar-benar tidak selamanya memberi cita rasa, sebaliknya cita rasa yang tinggi justru terletak pada hasil karya tangan karena karya tangan pasti tiada duanya.
Indonesia adalah bocoran surga. --Cak Nun.
Indonesia seharusnya lekat dengan arsitektur pernaungan dibanding arsitektur perlindungan. Arsitektur perlindungan lebih pantas untuk negara-negara dengan empat musim dengan tiga iklimnya yang kurang bersahabat. Sedangkan arsitektur pernaungan kiranya hanya melindungi manusia dari konteks matahari, dengan kata lain menaungi. Oleh karena itu, komponen penting pada arsitektur perlindungan adalah bidang vertikal sedangkan pada arsitektur pernaungan adalah bidang horizontal atas. Dengan empat bidang vertikal yang berupa partisi, memberikan kelonggaran ornamen. Inilah keistimewaan nusantara dengan detailing-nya yang tinggi, kekayaan keragaman, dan kebhinekaan yang luas. Nusantara memiliki beragam bentuk respon desain terhadap iklim yang sama –rumah joglo; rumah gadang; rumah tongkonan; rumah hanoi; dan sebagainya.
karena itu arsitek mesti merajut makna-makna detil itu agar bermakna luhur dan sesuai dengan pentas utamanya, di layar spasio visual arsitekturnya.
--Galih Widjil Pangarsa
Ketradisionalan bukanlah keprimitifan. Arsitektur yang bermanfaat tidaklah selalu yang gigantis, futuristik, high-tech, dengan cita rasa global. Arsitektur yang baik adalah yang memanusiakan manusia dan mengikuti kehendak tapak –meminjam istilah Eko Prawoto. Universalitas…
Setiap artefak yang ditinggalkan arsitek adalah jejak langkah sikap hidupnya. Ia akan mempertanggungjawabkannya. [pg. 133]

6 komentar:

  1. aku ngefans sama Eko Prawoto (^^)

    BalasHapus
  2. arsitek yang pemikirannya cukup langka saat ini :)

    BalasHapus
  3. yg aku ingat kata eko prawoto: "kita butuh alam untuk membangun sesuatu"

    BalasHapus
  4. tambahan kosakata desain dari eko prawoto lagi nih. tp aku jadi ingat kata2 mahatma gandhi :D (melenceng jauh): alam akan mencukupi kebutuhan seluruh manusia, tetapi alam tidak akan sanggup memenuhi keserakahan satu orang manusia. --berbaik2lah kepada sang alam :)

    BalasHapus
  5. "Alam dan hukum alam tersembunyi di balik malam. Tuhan berkata, biarlah Newton ada! Dan semuanya akan terang benderang."
    wkwk.. makin melenceng ^^v

    BalasHapus