Rabu, 14 September 2011

Metamorfosis

“Proses pendidikan anak yang paling baik harus dimulai sejak 20 tahun sebelum anak tersebut dilahirkan."
mytravel.co.id
Semalam saat berbincang dengan teman-teman di rumah kos, tiba-tiba kalimat tersebut mengalun. Dan ingatan saya pun membeliak, teringat catatan seorang kawan di laman tulisan pribadinya. Jika dipikirkan dengan logika, pendidikan anak akan dimulai sejak usia sang ibu masih anak-anak. Taruhlah anak lahir kala usia orang tuanya 25 tahun maka pendidikan itu dimulai pada saat orang tua berumur lima tahun. Ya, mendidik diri sendiri terlebih dahulu sebelum mendidik generasi selanjutnya, anak-anak kelak. Memanajemen diri sendiri terkadang justru lebih sulit dibandingkan memanajemen orang lain atau sesuatu yang lain.

Pendidikan tersebut akan berlangsung secara menerus, tanpa jeda. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, like father like son, like mother like daughter, peribahasa ini sungguh populer di dunia ini. Keturunan yang baik akan menghasilkan keturunan yang baik pula. Apabila karakter kedua orang tua baik, maka karakter anak nantinya akan sama baik pula.

Sempat pikiran saya mengembara ke masa lalu, menguntai kenangan-kenangan lawas. Apa yang telah saya lakukan selama dua puluh tahun lebih ini. Apa yang telah saya peroleh dalam putaran masa lebih dari dwi-dekade ini. Apa yang telah saya rencanakan untuk masa depan.

Saya terpesona dengan perjalanan hidup ini. Begitu indahnya segalanya terjadi. Terima kasih ibu, ibu, ibu, bapak. Tak akan pernah usai kalimat itu terpatri dalam jejak langkahku, aku ada karena kalian ada. Kasih sayang kalian yang sepanjang jalan, sementara kasih sayangku tak akan pernah lebih dari panjangnya galah. Terima kasih untuk segalanya.

Belum ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Senantiasa, selama masih ada nafas terhembus. Untuk tunas-tunas yang akan membuahkan buah yang manis…

||cetusan kala musikalisasi sajak Metamorfosis SDD mengalun indah dengan setetes kristal di sudut lensa mata…

ada yang sedang menanggalkan pakaianmu satu demi satu
mendudukkanmu di depan cermin, dan membuatmu
bertanya, “tubuh siapakah gerangan yang kukenakan ini?”

ada yang sedang diam-diam menulis riwayat hidupmu,
menimbang-nimbang hari lahirmu, mereka-reka
sebab-sebab kematianmu
ada yang sedang diam-diam berubah menjadi dirimu
-Metamorfosis, Sapardi Djoko Damono, 1981

2 komentar:

  1. waah,,,.. menjadi orangtua untuk mendidik anak kita kelak sepertinya akn menjadi pengalaman yang sebenarnya merefleksikan diri kita "pendidikan anak akan dimulai sejak usia sang ibu masih anak-anak".
    Akan tetapi bukan tidak mungkin kita membuat pendidikan yang lebih baik demi mencetak generasi yang lebih baik pula dari orangtuanya? -jujur, diri ini merasa terlalu banyak dosa, kenakalan, dan kejahiliahan, sehingga terlalu takut jika anakku sifat jeleknya seperti aku- T_T

    BalasHapus
  2. --hehe yup, makanya musti senantiasa memperbaiki diri agar generasi mendatang juga lebih baik. :)
    pernyataan itu mengingatkan aku pada perkataan bu fat (agama smp kls3) dulu wi, seperti apa km sekarang maka seperti apa anak2mu kelak. :D

    BalasHapus