Kamis, 04 Agustus 2011

Ketika Berpikir Nanti dan Nanti Masih Ada Waktu

sejenak saya membuka kembali akun facebook yang telah ter-deaktivasi beberapa pekan lalu. sebenarnya saya tidak merindu padanya, tetapi lebih karena saya membutuhkan catatan yang pernah saya tulis pada akhir tahun 2009. menyusuri berpuluh catatan itu memang tak mudah, hingga kemudian mata saya tertumbuk pada catatan dengan judul di atas. here it is...

Ambillah waktu untuk berfikir, ini adalah sumber kekuatan.
Ambillah waktu untuk bermain, ini adalah waduk kemudaan yang abadi.
Ambillah waktu untuk membaca, ini adalah dasar kebajikan.
Ambillah waktu untuk berdoa, ini adalah kekuatan terbesar di bumi.
Ambillah waktu untuk mengasihi dan dikasihi, iman adalah kasih sayang dan bukan kebencian.
Ambillah waktu untuk menjalin persaudaraan, ini adalah jalan menuju kebahagiaan.
Ambillah waktu untuk bergurau, ini adalah pelumas yang terbaik.
Ambillah waktu untuk bershadaqah, hidup ini terlalu singkat untuk menjadi egois.
Ambillah waktu untuk bekerja, waktu adalah harga keberhasilan.
-Salim Akhukum Fillah-

“Ufh...nanti sajalah kukerjakan. Nanti juga masih ada waktu. Deadline masih sepekan lagi kok.”
Seberapa sering kata itu terucap dari bibir ini? Ketika waktu yang ada dibiarkan berlalu begitu saja padahal banyak hal yang dapat dikerjakan, banyak target yang bisa selangkah diraih, banyak hal kecil yang bermanfaat yang bisa disisipkan pada sedikit waktu itu.

Enam hari kemudian...
“Hah? Besok deadline! Grudak! Gruduk! Gubrak! Brak, brak, brak!”
Keringat dingin bercucuran. Tangan gemetar. Pikiran begitu tegangnya. Lalu hasilnya? Bisa kupastikan tak maksimal. Dan di hati terdalam akan berkata lesu, “Andai kukerjakan kemarin-kemarin...”
Waktu tak dapat diputar lagi, kawan. Jika ia berlalu maka sudahlah ia berlalu. Seberapa keras berteriak memanggilnya, tak akan jua ia kembali. Waktu tak punya telinga. Ia hanya punya kaki yang kuat, yang bisa membawanya berlari kencang meninggalkan semuanya. Ia tak akan pedulikan lagi siapapun yang tak mempedulikannya. Jika kau peduli pada waktu, maka ia juga akan peduli padamu meski tak kau sadari.

Waktu. Keabstrakan yang terejawantah dalam lima huruf itu sesungguhnya sangat berharga. Ia bagaikan emas. Tak salah jika kemudian Sean Covey berkata:
Untuk tahu nilai satu tahun, tanyakan pada siswa yang gagal dalam ujian kenaikan.
Untuk tahu nilai satu bulan, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi prematur.
Untuk tahu nilai satu minggu, tanyakan pada editor majalah mingguan.
Untuk tahu nilai satu hari, tanyakan pada buruh harian yang punya enam anak untuk diberi makan.
Untuk tahu nilai satu jam, tanyakan pada kekasih yang menanti saat bertemu.
Untuk tahu nilai satu menit, tanyakan pada orang yang ketinggalan kereta.
Untuk tahu nilai satu detik, tanyakan pada orang yang selamat dari kecelakaan.
Untuk tahu nilai satu milidetik, tanyakan pada peraih medali emas olympiade.

Dan pada akhirnya...
“Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”
-QS Al ‘Asr (103): 1-3-

*)sepotong pikiran ketika matahari naik sepenggalah. mengingat waktu yang tlah berlalu namun tak jua ku melangkah.

Solo, 02 Januari 2010
09:22am
pagiku hilang sudah melayang...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar