Selasa, 30 Agustus 2011

Takbir Bergulir

Setiap habis Ramadhan
Hamba rindu lagi Ramadhan
Saat - saat padat beribadah
Tak terhingga nilai mahalnya

Setiap habis Ramadhan
Hamba cemas kalau tak sampai
Umur hamba di tahun depan
Berilah hamba kesempatan

Setiap habis Ramadhan
Rindu hamba tak pernah menghilang
Mohon tambah umur setahun lagi
Berilah hamba kesempatan

(Setiap Habis Ramadhan-Bimbo)

Ramadhan 1432 H telah menemui titik akhirnya. Malam ini kumandang takbir mulai berseru dari langgar. Meski terjadi perbedaan hari Ied, tidak menyurutkan niat dan haru biru kegembiraan umat muslim. Terlepas dari telah usainya bulan Ramadhan dan mulainya semarak hari raya, sungguh rasanya tidak laik jika hikmah Ramadhan tidak bisa kita rasakan.Mari memetik hikmah Ramadhan di sela perayaan hari kemenangan.

Taqabalallahu minna wa minkum, minal 'aidzin wal faidzin...:)

Rabu, 24 Agustus 2011

Starting Postcrossing

Sejak saya mulai menekuni kegiatan berkirim kartu pos via postcrossing, mulai banyak teman-teman yang bertanya bagaimana memulainya. Postcrossing adalah laman yang memfasilitasi para penggemar filateli untuk saling bertukar kartu pos secara internasional. Kita akan mengirim kartu pos ke suatu alamat yang telah diacak, jadi kita tidak dapat merencanakan untuk mengirim kartu hanya sebatas Asia saja atau Eropa saja. Begitu pula nanti kita akan menerima kartu pos dari alamat yang tidak kita duga.

Pertama kali kita harus membuka situs Postcrossing dan register/sign up.

Lalu lengkapi akun, profil, alamat, dan avatar kita. Lihat bagian yang saya kotaki merah.
Setelah disave, tampilan hasil editan tesebut dapat dilihat di bagian profil (lihat link di atas kotak merah). Profil saya dapat dilihat di sini :D. Nah selanjutnya, mari kita mulai petualangan kita. Klik send a postcard, setujui notes tersebut lalu klik request address. Catat alamat dan postcard ID-nya. Postcard ID ini harus ditulis pada kartu pos yang kita kirim, jangan sampai lupa. ID ini penting untuk mengubah status postcard kita dari travelling menjadi registered yang merupakan tanda bahwa kartu pos kita telah diterima. Dengan berubahnya status menjadi registered ini menjadikan kita berhak mendapat kejutan kartu pos. :D Status-status ini dapat dilihat pada link "sent postcards".

Apabila satu kartu pos kita sudah dinyatakan sampai dengan berubahnya status dari travelling menjadi registered, maka kita berkesempatan mendapat kejutan satu kartu pos. Perlu diperhatikan, periode aktif alamat tujuan kartu pos adalah 60 hari terhitung sejak kita menerima suatu alamat. Apabila setelah 60 hari kita belum juga mengirim kartu pos atau kartu pos tersebut belum sampai, status travelling akan berubah menjadi expired dan kita bisa request alamat baru. Namun jangan khawatir, kita masih tetap dapat mengirim ke alamat expired tersebut, dan si penerima juga masih bisa meregistrasinya.

Selanjutnya apabila kita menerima kartu pos kita harus meregistrasikannya. Klik link "register a postcard".
Lihat pada bagian yang saya kotaki merah. Pada bagian tersebut kita harus memasukkan ID yang ditulis oleh pengirim. Dan kita akan memperoleh kesempatan request address satu kali lagi.

Pada awalnya, mungkin memang bingung, seperti yang pernah saya alami dulu. Namun lambat laun pasti kita akan bisa beradaptasi dengan sistem tersebut. Happy postcrossing! Enjoy it! :)

Sekedar info, biasanya untuk kartu pos tujuan Australia ditarif perangko senilai IDR 5.000; Amerika IDR 8.000; dan Eropa IDR 7.500. Kartu pos yang lumayan bagus kualitasnya (menurut saya), biasa saya peroleh di Mirota Batik Jogja (IDR 3.000-4.000), Kantor Pos Besar Jogja juga ada tapi terbatas sekali pilihannya, Mirota Kampus dekat UGM juga ada tapi kualitas di bawah yang di Mirota Batik (IDR 2.000).

Selasa, 23 Agustus 2011

7th Postcard: Blue Mountains, Australia


6th Postcard: Prince Edward Island, Canada


Kontemplasi

 Pagi ini adalah hari pertama sekolah libur dalam rangka perayaan Idul Fitri 1432 H. Semua kegiatan pagi hari tidak lagi terkesan grusa-grusu.

Entah kenapa, dan bagaimana mulanya, ba'da shubuh, bapak, ibu, aku, dan adik-adik semuanya stand by di ruang tengah, meskipun tetap dengan aktivitas masing-masing. Satu pernyataan bapak yang menohok:
Apakah kamu sadar apa makna, manfaat, tujuan, apa-apa yang kamu kerjakan? Kasus sederhana, misalnya tilawah. Sekadar membacanya sudah mendapat pahala, namun bukankah alangkah lebih baik apabila memahaminya sehingga bisa mengamalkannya. Satu ayat Al Qur'an itu berat. Rasulullah saja ketika diajari malaikat, iqra' langsung gemetar dan kedinginan lalu minta diselimuti. Terkadang kita lebih banyak memenuhi target khatam banyak-banyak tanpa tahu maknanya, tanpa tahu apa arti yang kita baca.
Sepakat! Terkadang aku banyak bertanya pada diriku sendiri, sudah dua puluhan tahun dikenalkan Al Qur'an, berulang kali membacanya tetapi aku kurang bisa mendapatkan saripatinya. Maka beberapa tahun terakhir aku lebih menyedikitkan kuantitas bacaan tetapi menyambungnya dengan membaca artinya. Itu pula yang sering membuatku keteteran dalam hal kuantitas bacaan. Berarti kalau aku membaca artinya thok nggak apa-apa ya, tanyaku kemudian. :P

Semua itu berawal dari buku yang dibaca ibu, pada bagian-bagian yang bersifat penting, ambigu, atau terasa aneh dibaca lebih keras. Dan satu jam kemudian, kami sudah asyik menyimak isi buku tersebut, mengomentari, menambahi, juga melengkapi dengan ilmu yang pernah kami dapat.

Sekejap jadi ingat isi ceramah bapak di masjid beberapa hari yang lalu:
"Nggak cuma orang tua yang harus mengingatkan anak, anak pun harus mengingatkan orang tua. Hidup itu harus saling melengkapi antar sesama anggota keluarga."
Masa kecilku, sehari-harinya lebih banyak bersama bapak. Pekerjaan bapak yang fleksibel memberikan ruang lebih bagiku untuk mengenalnya dan belajar lebih banyak darinya. Kini mungkin sebagian sifatku lebih mirip bapak, terutama soal selera makan (bukan porsi makan :D). Sejak kecil pula aku kadang bertanya dan mengadu ini itu kepada bapak, meski kadang semakin beranjak besar wibawa beliau menyurutkan nyaliku. :(

terima kasih bapak, ibu untuk segalanya, segalanya, dan segalanya. terima kasih ibu, ibu, ibu, bapak, tidak mengekangku dan membiarkanku tahu melalui proses bukan sekadar kata-kata bernada tinggi. terima kasih untuk pelajarannya tentang kesederhanaan dan kesahajaan hidup --yang terkadang membuatku berbeda minat dengan teman-temanku. kalian adalah orang tua juara satu!

Senin, 22 Agustus 2011

---



buraian kata yang pernah lekat kini lenyap
bahkan setitik pun tak dapat kupikirkan di benak

biarlah ia menemui jalan sesuai kehendakMu

ku berharap, tapi tak ingin menuntut

Sabtu, 20 Agustus 2011

21 Ramadhan 1432

Pasca menekuri baris-baris pesan di kotak elektronik yang beralamatkan di salah satu sudut negeri Yahoo, saya tiba-tiba disergap berbagai rasa. Begitu banyak kejutan pada hari ini yang saya terima.
realityisbetterthanfantasy.blogspot.com
  1. Tiga kartu pos yang hanya berperangko lima ribu rupiah akhirnya sampai juga di tujuan: USA (2) dan Portugal (1). Masih tersisa satu kartu pos yang masih dalam perjalanan menuju Kazan, Russia. Berdasar pengamatan saya pada obrolan-obrolan para postcrossers, kartu pos menuju Russia memang salah satu yang menempuh waktu paling lama selain China. Saya memang hanya bisa berharap kartu tersebut akan segera sampai dan mengubah status travelling menjadi registered di laman postcrossing saya. :)
  2. Kartu pos menuju Utah, USA telah sampai di mail box Michael--sang penerima. Terbuncah kembali bahagia saya ketika membaca sebuah kalimat bahwa Michael akan mengirimi kartu pos dengan perangko seri Eid Greetings 2011. Beberapa pekan yang lalu, saya memang menerima kartu pos dari Michael via direct swap. Kartu pos tersebut dihiasi oleh tiga perangko yang salah satunya adalah seri Eid Greetings 2009. Jadi, ketika saya mengungkapkan rasa bahagia saya menerima kartu berhias perangko tersebut, Michael berniat mengirimi saya kembali dengan gambar yang berbeda. Meski begitu, saya masih menanti kartu pos via direct swap sampai di Jerman.
  3. Pesan ini yang paling mendebarkan. :D Beberapa waktu yang lalu saya mencoba mengirim berkas lamaran ke Penerbit Bentang Pustaka untuk magang posisi editor fiksi. Dan pesan yang saya baca hari ini adalah follow up pertamanya: tes editor via email. Sekilas membaca nomor demi nomor soal tersebut, saya merasa bisa menjawabnya dengan mudah. Namun begitu mencoba menuliskannya, saya merasa bahwa jawaban saya ini pun harus kembali disunting. Bukankah begitu pula tata cara menulis? Tulis apapun yang terpikirkan di benak, luapkan, tuangkan, endapkan, dan kunyah ulang. ;)
Anyway, saya bahagia malam ini! :)

Minggu, 14 Agustus 2011

Thanks

akuiniobenk.wordpress.com
Thanks to those who hated me, 
you made me stronger.
Thanks to those  who loved me, 
you made my heart grow fonder.
Thanks to those who cared, 
you made me feel important.
Thanks to those who entered into my life, 
you made me who I am today.
Thanks to those who left, 
you showed me that nothing lasts forever.
Thanks to those who stayed, 
you showed me true friendship.
Thanks to those who listened, 
you made me feel like I was worth it.


and i'm forget, from whom or where, i quoted this words. i'm sorry...

Kamis, 11 Agustus 2011

Ka Er Es


Secarik kertas berwarna biru muda akhirnya menemui takdirnya. Hari itu, tertanggal sepuluh-agustus-dua-ribu-sepuluh, kutulis satu larik mata kuliah di baris teratas tabel. Mata kuliah terakhir yang sedang kuperjuangkan nasibnya. Ya, Tugas Akhir dengan total SKS: delapan. Cukup banyak mungkin beban SKS yang harus ditanggungnya, yang kemudian membedakannya dengan tugas-tugas akhir di jurusan lain. :D

Inilah ka-er-es terakhir yang senantiasa kuamini setiap melihat rupanya.

Senin, 08 Agustus 2011

2nd Postcard: Eisenach bei Nacht immer romantisch!

And today I were also received other card from Eisenach, Deutschland (Germany), sent by Corinna. Eisenach is the city where Corinna is study right now.

The card shows multipicture building in Eisenach. They are Wartbug Castle; St George figure; City Hall of Eisenach; and Georgen Church.

She put a beautiful card there. It's about Altstadt Regensburg, Weltkulturerbe der UNESCO.

i haven't scan it yet. maybe someday later...:)


1st Postcard: Salt Lake City, Utah, USA

Salt Lake City at dusk
Today I were received a card from Utah, United States of America, from Michael. He sent it on July 26, 2011.

The card shows downtown Salt Lake City at dusk. Salt Lake City is nestled in the valley of the Wassatch Mountains with an elevation of 4,330 feet. Outdoor activities are popular here given the proximity to national parks and ski areas. There are also numerous cultural acivities including museums, performing arts shows and festivals throughout the year. Salt Lake City also hosted the 2002 Winter Olympics.

Michael put three stamps on the card. Their picture are American Clock; Vancouver 2010; and Eid Greetings. I love and very appreciate the last stamp. :) It's beautiful.
someday i'll scan it so that you can look at it too. :)

Minggu, 07 Agustus 2011

Kartu Lebaran

Perjalanan ini kian mendekat ke momen hari nan fitri. Di hitungan ke delapan bulan Ramadhan ini, tiba-tiba aku teringat pada kartu-kartu lebaran yang sekian tahun lalu hampir selalu bertandang ke rumah. Sekedar menyampaikan ucapan selamat merayakan hari raya Idul Fitri dari saudara atau sahabat pena yang jauh.
picture taken from here
Pun aku masih ingat dengan kartu berwarna putih seperti sampulnya, dengan corak tulisan dan grafis hijau. Kartu yang tercetak khas itu berasal dari pulau Andalas sisi utara. Dua kerabat agak jauh memang telah lama tinggal di sana dan tiap lebaran dua kartu itu selalu menyapa kami di Jawa. Namun sekarang zaman telah berganti. Khazanah budaya masyarakat pun telah melonjak mengikuti titian modernitas. Ya, kartu pos-kartu pos itu telah tiada karena moda yang lebih canggih telah berada dalam genggaman. Sekedar meluangkan waktu beberapa menit untuk mengetikkan teks atau angka, maka kata-kata itu telah sampai di tujuan dalam jangka waktu sekian menit bahkan detik. Kartu lebaran yang beterbangan via pos pun tinggallah cerita lama, old story...

Tapi sungguh, kali ini aku sangat merindukan kehadiran kartu dari petugas pos (meski dalam perspektif lain) :)

Sabtu, 06 Agustus 2011

Tutup Buku

11 September 2007. Tanggal itu adalah awal aku mencoret-coret menulisi buku setebal 200 lembar kuarto A5. Buku bersampul warna biru ini adalah buku tebalku yang kedua. Buku berisi lembaran-lembaran kertas tempatku menumpahkan warna hari-hariku.
Yes, you could say it "diary". :D Terkesan jadul di tengah modernitas yang menggilas? Dan aku bertahan untuk tak terlibas? :) Aku memiliki buku catatan harian kalau tidak salah ingat sejak akhir sekolah dasar meskipun saat itu wujudnya adalah buku tulis. Tulisannya masih sangat lugu, polos, termasuk cerita pendek pertamaku yang terinspirasi dari ayah dan bunda. :) Entah dimana buku itu plus cerita itu, aku sudah lupa menyimpannya selain di dalam ingatanku.

Menginjak sekolah menengah pertama, catatan harian berganti mode ala anak-baru-gede. Dan tulisannya tentu saja sangat labil, sesuai dengan psikologis anak seusia sekolah menengah pertama. Buku itu masih kusimpan, meski kusembunyikan di laci. :D (it's silly story i've ever!)

Naik sekolah menengah atas aku sempat vakum satu tahun dari dunia catatan harian hingga pada tingkat dua, aku memutuskan kembali. Buku catatan harian yang aku pilih saat itu adalah buku tulis tebal, hard cover. Terinspirasi dari bucur kelas dan bucur di forum kepenulisan yang kuikuti. Itu adalah buku tebal pertamaku yang habis selama dua tahun masa sekolah menengah atas dan sekian hari awal kuliah. Amazing story i've ever! Aku bahkan sampai saat ini tidak percaya menuliskan segalanya sedetail itu (yang sekarang tidak bisa terulang di buku tebal kedua).

Dan kini buku tebal kedua menjadi saksi perjalananku selama kurang lebih empat tahun, 11 September 2007-06 Agustus 2011. Apa yang kutulis memang sudah tidak mendetail dan tidak seintens dahulu kala. Tetapi semua itu telah menjadi self healing therapy bagiku. Selain juga sebagai media mengasah kemampuan linguistik. Saat membaca ulang tinta-tinta yang mewujud deretan aksara itu, berbagai rasa muncul. Mulai dari bahagia, sedih, terharu, sebel, marah, malu, percaya tak percaya, dan sederet kata lain. Terkadang beberapa paragraf juga dapat melucutkan kristal bening yang melukis sungai-sungai kecil. :)

Last but not least, terima kasih untuk segala warna yang telah tertoreh dan ditoreh oleh siapapun dan apapun. Thanks a lot.

*saatnya memulai lembaran baru pada buku tebal ketiga :))

Quote #3

Proses pendidikan anak yang paling baik harus dimulai sejak dua puluh tahun sebelum si anak itu dilahirkan.
-anonim

Kamis, 04 Agustus 2011

Ketika Berpikir Nanti dan Nanti Masih Ada Waktu

sejenak saya membuka kembali akun facebook yang telah ter-deaktivasi beberapa pekan lalu. sebenarnya saya tidak merindu padanya, tetapi lebih karena saya membutuhkan catatan yang pernah saya tulis pada akhir tahun 2009. menyusuri berpuluh catatan itu memang tak mudah, hingga kemudian mata saya tertumbuk pada catatan dengan judul di atas. here it is...

Ambillah waktu untuk berfikir, ini adalah sumber kekuatan.
Ambillah waktu untuk bermain, ini adalah waduk kemudaan yang abadi.
Ambillah waktu untuk membaca, ini adalah dasar kebajikan.
Ambillah waktu untuk berdoa, ini adalah kekuatan terbesar di bumi.
Ambillah waktu untuk mengasihi dan dikasihi, iman adalah kasih sayang dan bukan kebencian.
Ambillah waktu untuk menjalin persaudaraan, ini adalah jalan menuju kebahagiaan.
Ambillah waktu untuk bergurau, ini adalah pelumas yang terbaik.
Ambillah waktu untuk bershadaqah, hidup ini terlalu singkat untuk menjadi egois.
Ambillah waktu untuk bekerja, waktu adalah harga keberhasilan.
-Salim Akhukum Fillah-

“Ufh...nanti sajalah kukerjakan. Nanti juga masih ada waktu. Deadline masih sepekan lagi kok.”
Seberapa sering kata itu terucap dari bibir ini? Ketika waktu yang ada dibiarkan berlalu begitu saja padahal banyak hal yang dapat dikerjakan, banyak target yang bisa selangkah diraih, banyak hal kecil yang bermanfaat yang bisa disisipkan pada sedikit waktu itu.

Enam hari kemudian...
“Hah? Besok deadline! Grudak! Gruduk! Gubrak! Brak, brak, brak!”
Keringat dingin bercucuran. Tangan gemetar. Pikiran begitu tegangnya. Lalu hasilnya? Bisa kupastikan tak maksimal. Dan di hati terdalam akan berkata lesu, “Andai kukerjakan kemarin-kemarin...”
Waktu tak dapat diputar lagi, kawan. Jika ia berlalu maka sudahlah ia berlalu. Seberapa keras berteriak memanggilnya, tak akan jua ia kembali. Waktu tak punya telinga. Ia hanya punya kaki yang kuat, yang bisa membawanya berlari kencang meninggalkan semuanya. Ia tak akan pedulikan lagi siapapun yang tak mempedulikannya. Jika kau peduli pada waktu, maka ia juga akan peduli padamu meski tak kau sadari.

Waktu. Keabstrakan yang terejawantah dalam lima huruf itu sesungguhnya sangat berharga. Ia bagaikan emas. Tak salah jika kemudian Sean Covey berkata:
Untuk tahu nilai satu tahun, tanyakan pada siswa yang gagal dalam ujian kenaikan.
Untuk tahu nilai satu bulan, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi prematur.
Untuk tahu nilai satu minggu, tanyakan pada editor majalah mingguan.
Untuk tahu nilai satu hari, tanyakan pada buruh harian yang punya enam anak untuk diberi makan.
Untuk tahu nilai satu jam, tanyakan pada kekasih yang menanti saat bertemu.
Untuk tahu nilai satu menit, tanyakan pada orang yang ketinggalan kereta.
Untuk tahu nilai satu detik, tanyakan pada orang yang selamat dari kecelakaan.
Untuk tahu nilai satu milidetik, tanyakan pada peraih medali emas olympiade.

Dan pada akhirnya...
“Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.”
-QS Al ‘Asr (103): 1-3-

*)sepotong pikiran ketika matahari naik sepenggalah. mengingat waktu yang tlah berlalu namun tak jua ku melangkah.

Solo, 02 Januari 2010
09:22am
pagiku hilang sudah melayang...

Selasa, 02 Agustus 2011

Jalae

Beberapa hari yang lalu seorang sahabat memberikan saya setengah toples Japanese Algae atau ganggang Jepang dalam bahasa negara Indonesia. Katanya ganggang tersebut bisa berkembang biak sendiri, cukup diberi makan ala kadarnya dan diganti airnya setiap hari. Ganggang Jepang itu kini saya beri nama: Jalae. :D Oke?
Pertama kali memegang selubung pembungkusnya, saya merasa terpukau --berlebihan :P. Jalae itu berwarna putih, mirip sekali dengan nata de coco tapi sedikit bertekstur sepeti kristal. Mengenai manfaatnya, silakan googling ya, sudah banyak sekali info di sana. Kata sahabat saya kemudian, Jalae cukup dipelihara dengan mengganti airnya setiap hari plus memberinya makan berupa kismis dan gula pasir. Yeah, it's so simple!

Maka mulai detik itu juga, amanah saya bertambah yaitu mengurusi Jalae setiap hari. :)

benar-benar seperti memiliki biang laiknya Madre-nya Tansen :D

Senin, 01 Agustus 2011

Masjid Al Irsyad Parahyangan Bandung

Saya pernah diperkenalkan oleh dosen perancangan di kampus tentang gubahan massa masjid ini, sebelum akhirnya saya berkesempatan melihat liputannya di program 1001 Masjid di salah satu televisi swasta. Saat di kampus titik beratnya adalah mindset "think out the box". Bahwa bangunan masjid tidaklah senantiasa berkubah atau berhias minaret-minaret.
picture taken from here
Masjid Al Irsyad dirancang oleh arsitek lulusan ITB, Ridwan Kamil. Beliau adalah salah satu arsitek berprestasi di Indonesia. Karyanya yang lain adalah Bottle House yang tak lain merupakan rumah tinggalnya sendiri. Dan alhamdulillah saya telah berkesempatan menelusuri ruang-ruang di dalamnya. :) Amazing!
Begitu juga dengan desain Masjid Al Irsyad di Parahyangan ini. Mempesona dan inspiratif! Masjid ini berbentuk kubus tanpa kubah ataupun minaret seperti lazimnya masjid di dunia. Sepintas massanya berlanggam modern dengan warna-warna high-tech putih dan abu-abu. Pada dinding luar, ventilasi rooster disusun dengan pola kaligrafi kalimat syahadat, kalimat yang menasbihkan keislaman seseorang. Pola tersebut meminimalkan kemotonanan pola ventilasi serta berperan penting pada penghawaan dan pencahayaan alami di dalam masjid.
picture taken from here
Pada area dinding mihrab dibuat terbuka di atas kolam sehingga area mihrab seperti dermaga yang mengapung. Air dengan gemulai tarian ikan memiliki efek psikologis menenangkan dan mendamaikan. Selain itu, adanya air di kolam ini berfungsi mendinginkan aliran udara yang menuju dalam masjid. Keterbukaan mihrab menyimbolkan kekuasaan Allah yang terbentang di alam semesta ini. Hal tersebut diperkuat dengan view pegunungan yang diekspos secara maksimal.

Interior masjid pun tergolong sederhana karena relatif hanya berbentuk persegi sesuai bentuk massa. Namun pesona pada lampu-lampu yang berjumalah 99 ini tidak dapat begitu saja diabaikan. Pada lampu-lampu tersebut terdapat kaligrafi asmaul husna, yang menyiratkan pesan agar para jama'ah akan senantiasa mengingat Allah, penaung alam semesta, cahaya kehidupan.
Lansekap Masjid Al Irsyad juga memiliki simbol dengan adanya jalan setapak yang mengelilingi masjid. Hal tersebut menyiratkan aktivitas thawaf seperti di Ka'bah, Masjidil Haram, Makkah.
picture taken from here
Prestasi masjid ini pun cukup mencengangkan. Karya ini masuk ke dalam lima besar "Building of The Year" 2010 berdasarkan situs ArchDaily. Al Irsyad adalah satu-satunya bangunan peribadahan dari Asia, satu-satunya masjid di antara bangunan berkategori religius lainnya.
Oke, mari kita berpikir di luar kotak. Sesuatu yang tidak lazim itu terkadang adalah sesuatu yang istimewa. :D