Sabtu, 30 Juli 2011

Tugas Akhir ≠ Skripsi

"Sudah sampai mana progres skripsinya?" :)

Saya sedikit tidak ingin menerima pertanyaan serupa. Tiga tahun sebelas bulan menjelajah kampus bertitel arsitektur, sedikit pun tidak mengenalkan kepada saya kata "skripsi". Kami tidak menyusun lembaran-lembaran kertas penelitian atau apapun --yang kemudian dijuluki skripsi pada sebagian jurusan lain-- di akhir masa pendidikan.

Perkenalkan, inilah yang sedang kami (mahasiswa tingkat akhir jurusan arsitektur/desain interior/seni rupa) perjuangkan pada akhir masa studi: tugas akhir. Di jurusan saya sendiri, tugas akhir ini terdiri dari dua tahap yaitu tahap pembuatan konsep dan tahap studio akhir.

Tahap pembuatan konsep melahirkan lembaran-lembaran kertas yang nampak seperti buku skripsi. Tetapi kami menyebutnya "buku konsep" disingkat menjadi "konsep". :) Dalam tahap ini kami menggodog konsep-konsep dari tema bangunan yang diangkat sejak mengambil mata kuliah Seminar. Konsep tersebut meliputi latar belakang (mengapa tema itu diambil, apakah benar-benar diperlukan oleh masyarakat, hingga apa konsekuensi-konsekuensi yang terjadi jika bangunan itu berdiri). Pada poin ini diuji sejauh mana kekuatan judul dan kemanfaatan proyek. Selanjutnya latar belakang ini diperdalam menjadi beberapa bagian pada bab-bab berikutnya: kajian teori, kajian preseden (studi perbandingan), kajian lokasi proyek, dan kajian bangunan yang direncanakan.
Dua bab terakhir adalah analisa perencanaan dan perancangan serta konsep perencanaan dan perancangan. Dua bab inilah ruh dari konsep kami. Bab kedua sebelum bab terakhir meliputi analisa pemilihan lokasi, analisa pemilihan tapak (site), analisa pencapaian (sirkulasi), analisa iklim (keberadaan matahari, angin), analisa bentuk massa dan gubahan massa, analisa penghawaan dan pencahayaan, analisa struktur, analisa utilitas (listrik, air bersih, air kotor dan hujan, AC, pemadam kebakaran, penangkal petir, sampah) dan ada beberapa opsi lain sesuai tema. Sekian analisa tersebut kemudian disimpulkan menjadi satu kesatuan konsep perencanaan dan perancangan.

Bagian kedua adalah studio akhir. Studio akhir ini terbagi ke dalam empat periode setiap tahunnya. Inilah yang sangat (mencolok) yang membedakan dengan sebagian besar jurusan lain. Tahap konsep menuju studio akhir tidak menerus. Apabila konsep sudah selesai, tidak serta merta bisa masuk studio akhir. Melangkah menuju ke dalamnya harus menyesuaikan dengan pembukaan periode. Satu periode studio akhir dijalani selama tiga bulan, sudah termasuk pameran dan pendadaran. Pada tahap ini kami seakan dikarantina (anggap saja pemanasan sebelum terjun ke dunia kerja) dari pagi hari hingga sore hari. Dalam sehari terdapat tiga kali pencatatan kehadiran yaitu absen pagi, sidak (dosen mem-paraf kartu studio) siang, dan absen sore. Praktis ini semua terasa begitu ketat. 

Produk akhir yang harus dihasilkan meliputi konsep, transformasi desain (produk antara dari konsep menuju gambar kerja), dan gambar kerja (lokasi, situasi, siteplan, denah (tergantung jumlah lantai yang direncanakan), tampak (tergantung gubahan massa tunggal atau majemuk), potongan, tiga dimensional, interior, detail arsitektural dan struktural, denah utilitas, dan sketsa. Semua produk itu (kecuali konsep) kemudian dipamerkan sebelum akhirnya didadar. Matang! :D

sesuatu yang sulit dijelaskan karena sangat berbeda dengan jurusan kebanyakan. mm...konsep saya sudah selesai 90 sekian persen, tinggal menunggu periode studio akhir pada Oktober-Desember nanti. wish me for the best...

4 komentar:

  1. dita rosa hindayani1 Oktober 2011 pukul 19.23

    salam 1 atap....semangaatttt :)

    BalasHapus
  2. arsitektur juga? :) semangat jugaaa!

    BalasHapus
  3. dita rosa hindayani2 Oktober 2011 pukul 19.32

    iya...:)
    met kenal ya...

    BalasHapus
  4. :) siip. salam kenal juga... aku udah add twit kamu :D

    BalasHapus