Selasa, 12 Juli 2011

Bye Bye Facebook

picture by auliavy

lepas dari keseharian kumasuki sisi hidup yang lain. pada mulanya sempat meragu aku tetapi kesadaran tentang jalan yang tak mesti selalu lempeng mengantarku sampai pada pengertian bahwa pencarian setiap orang senantiasa dalam warna berbeda. (Toto ST Radik)

Firstly I wanna say, “I’m sorry, Mark Zuckenberg…”

Ini adalah sebuah pergulatan batin yang berat. Di sana saya menemukan salah satu jendela dunia. Tetapi terkadang memang ada hal-hal yang harus dimenangkan dan dikalahkan meskipun itu sama-sama penting, seperti kata dosen pembimbing studio perancangan 7 satu semester yang lalu. Kini, ada hal-hal yang tidak bisa saya tolerir bagi diri saya lagi. Kehidupan di ruang maya bernama Facebook bagi saya –dalam akun pribadi saya tentunya—sudah tidak sehat lagi. Terlalu banyak permainan yang melibatkan berbagai intrik dan taktik. Dunia maya dan dunia nyata memang berbeda, dan pada akhirnya menurut saya kepercayaan yang dimunculkan melalui situs jejaring sosial ini bukanlah kepercayaan yang dapat dipercaya.

Jejaring sosial itu hanya tempat untuk sekedar melampiaskan pikiran-pikiran yang tak tersampaikan, ruang untuk melampiaskan emosi yang tak tersalurkan demi mengejar eksistensi pribadi. Saya bukan selebritas yang mengejar popularitas. Efektifitas publisitas dan pengkaryaan diri melalui fitur foto dan catatan saya akui dengan dua acungan jempol. Tapi kedua hal tersebut kini harus dikalahkan dulu. Saya memutuskan menarik diri dari publik maya, meninggalkan hingar bingar dunia dengan menonaktifkan akun pribadi saya dalam jangka waktu yang tidak pasti. Mungkin selamanya, mungkin akan banyak kerinduan dengan situs itu…

Sudah saatnya saya mencari ruang yang lain lagi untuk aktivitas beravontur di dunia maya. Saya banyak terinspirasi oleh catatan-catatan sederhana kakak tingkat saya, Mbak Sekar, melalui blognya “ladder to the sun”. My Philately dan Postcrossing adalah dua laman yang ingin saya jelajahi setelah saya membaca salah satu postingan di ladder to the sun. Sebelumnya saya sempat mendaftar di akun Flickr dan Goodreads meskipun belum terlalu aktif di kedua laman tersebut. Saya pikir keempat situs tersebut akan sangat mewakili dan menjadi sarana pelampiasan saya yang lebih efektif.

Sekian tahun saya menjalani hobi yang diwariskan ibu sebagai kolektor perangko. Kemudian iseng saya mulai pula mengumpulkan kartu-kartu pos. Hobi ini memang langka di masa ini, di tengah kemodernan teknologi yang kian menggila. Tetapi saya masih menyukainya. Fotografi dan membaca juga merupakan komponen yang cukup penting dalam perjalanan hidup saya. Saya suka fotografi kesunyian dimana objek yang dibidik adalah objek tanpa model bernama manusia. Kalaupun ada manusia, sebatas dalam batas naturalisme saja. Dan tentunya saya mencintai membaca. Membaca apa saja. Karena saya tidak akan pernah bisa menulis tanpa membaca, dan sebaliknya.

Akhirnya laman yang akan sangat sering saya kunjungi kemudian adalah laman ini. Di mana saya tidak lagi memerlukan pengakuan, apresiasi, dan popularitas atas tulisan-tulisan saya dengan cara ‘memaksa’ (tagging—istilah yang saya maksud) untuk sebuah eksistensi. Biarlah segala sesuatunya berjalan apa adanya. Semoga ini merupakan cara saya untuk lebih mendewasakan diri. =)

Sleman, 12 Juli 2011 09:00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar