Minggu, 29 Mei 2011

I Not Stupid Too

Allah menciptakan sesuatu itu sudah diperhitungkan. Allah memberikan kekurangan pasti dengan disertai kelebihan yang luar biasa.
[Fatonah, Ibunda Luthfi Mu’awan (penemu pengawet ikan dari daun teh)]

Saat ini saya sedang menonton suatu acara di layar persegi. Suguhan yang sangat mempesona: mahasiswa, pelajar yang memiliki prestasi luar biasa. Salah satunya Luthfi Mu’awan, pelajar tingkat akhir sebuah sekolah menengah atas di Banjarnegara. Ia telah menorehkan prestasi dengan menemukan pengawet ikan dari daun teh. Namun di balik keberhasilannya itu, ternyata terdapat kekurangan pada tubuhnya…tangannya cacat. Subhanallah… kekurangan itu tidak menjadikan dirinya mundur atau menutup diri. Kekuatan untuk maju dan berprestasi justru membara, dengan dukungan penuh kekuatan seorang ibu.

Hal itu kemudian mengingatkan saya pada sebuah film produksi Singapura berjudul I Not Stupid Too. Film ini mengisahkan tentang dua buah keluarga yang berantakan. Keluarga pertama terdiri dari ayah dan ibu yang super-sibuk, beserta dua anak yang terabaikan dan kemudian ‘hancur’. Keluarga kedua terdiri dari seorang ayah yang mantan narapidana beserta seorang anak yang merupakan teman sekelas salah satu anak dari keluarga pertama. Kedua anak yang satu kelas tersebut suka sekali membuat onar di sekolah, hingga berulangkali berujung dipanggilnya orang tua. Puncaknya saat mereka masing-masing dihukum cambuk dan dikeluarkan dari sekolah.

Orang tua pertama yang super-sibuk benar-benar kurang menghargai anak-anaknya. Apa-apa yang dilakukan selalu dipandang salah, bahkan prestasi non akademik yang luar biasa pun dianggap tidak membanggakan. Orang tua kedua yang mantan narapidana memiliki sifat keras dalam mendidik, sehingga anaknya pun menjadi bersifat keras serta suka membantah.

Endingnya cukup mengharukan. Ketika kemudian orang tua-orang tua tersebut menyadari kesalahan masing-masing. Si ibu yang berhenti bekerja, disusul sang ayah. Namun sad ending juga menyertai kisah ini, bapak yang mantan narapidana itu meninggal ketika membela anaknya dan kemudian terjatuh tersungkur dari tangga plaza.

I couldn’t forget Jerry’s sentence: Do you know the mean of this word? (he holds a paper, written there ‘FAMILY’ word). Below the FAMILY word, written that FAMILY is Father and Mother, I Love You. =) So sweet, isn’t it?

picture taken from here

Lalu saya mencoba menyimpulkan pesan keseluruhan dari film tersebut, yaitu:

Lihatlah kelebihan mereka, dan bukan lihat kekurangan mereka. Itulah kebijakan yang paling bijak.

Sleman, 27 Mei 2011

Di bawah gemintang sejuta bintang.

Tepat lima tahun yang lalu tanah ini bergoyang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar