Sabtu, 30 Oktober 2010

Merapi dan 'Salju' Putihnya Pagi Ini

Pagi-pagi buta sudah dibangunkan ibunda. "Hujan abu..." kata beliau singkat.

Televisi sudah menyala. Berita sudah tersaji. Pengungsi yang mengungsi dari barak pengungsian.

Melongok innercourt. Sudah bertabur salju. Setengah sentimeter. Sejenak terduduk di kursi dekat jendela yang berada di tepi innercourt itu. Zona favorit untuk menyepi dan mencari inspirasi.

Beranjak keluar rumah. Membuka pintu. Allahu akbar... Semuanya berselimutkan putih... Butir butir abu pekat, tebal. Dan kusadari hijauku telah hilang...



Hamparan halaman belakang rumah yang sudah bertabur abu. Warna baru pada halaman rumah kami. Abu-abu perkerasan semen telah menjadi lebih putih.



Melihat abu lebih dekat. Abu yang terkirim dari perut merapi. Abu yang jarang tersampaikan. Abu yang membawa keberkahan di balik kepedihan.



Putih sucinya bunga tapak dara pagi ini telah berbalut warna yang baru.



Tapak dara yang masih hijau putih sebelum bersimbah abu vulkanik.



Atap rumah. Mahkota istana yang tak luput dari debu debu abu.

Kenangan yang terulang kembali pagi ini. Rabb...lindungilah kami, orang-orang yang kami sayangi, orang-orang yang kami cintai, orang-orang yang menyayangi dan mencintai kami. Amiin..

--ujian ini tidak akan lebih dari kemampuan kita--

Sleman, 30 Oktober 2010
sejenak seperti tiada ceria...
kuatkan kami, kuatkan mereka.
semoga semuanya kan segera membaik, kembali seperti semula.

2 komentar: