Sabtu, 23 Oktober 2010

Memori dari Hati ke Hati: Bunda

Sepenuh rasa, sepenuh cinta, tiada yang bisa kudustakan dari apa yang terjadi pada lembar cerita hidupku darinya. Ia yang selalu bisa membaca gerakku, diamku, raut wajahku. Ia yang selalu bisa mengeja bahagiaku, sedihku, tangisku, senyumku, tawaku, benciku, kehampaanku. Meski ku jarang bicarakan.

Kali ini, aku tahu, ia tahu. Ia tahu. Tapi ia diam. Ia membisu. Dan masih tak sanggup kuutarakan apa yang seharusnya segera kuutarakan.

Haruskah kubuat jeda?

Haruskah kubuat sekat?

Bimbaaang...

Bunda...kini izinkan aku menggoreskan bait bait kata untukmu.




---sepotong kata pada sunyinya malam. tentang kita, bun...



Kini aku kembali padamu...
Bunda...ucapkan sesuatu... bunda, katakan sesuatu...
Bunda...

my beloved small space,
ruang peraduanku.
23 Oktober 2010

menanti bait bait katamu (lagi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar