Jumat, 24 September 2010

Arsitektur dan Sastra

Arsitektur dan sastra. Dua kutub yang setipe tapi tak sama. Mereka punya darah seni. Mereka punya jiwa kreativitas. Dan mereka sering bikin muak meski banyak yang menggilai.

Arsitektur membuatku gila hingga benar benar hampir gila. Sastra membuatku gila hingga benar benar sangat cinta.

Arsitektur dan sastra adalah spontanitas berkarya. Inspirasi dan ide bisa datang darimana saja. Serpihan debu di jalanan hingga sentuhan angin di malam yang dingin. Meski begitu arsitektur dan sastra juga butuh eksplorasi, butuh survey lapangan, butuh komunikasi sosial.

Arsitektur mewujud dalam karya tiga dimensi, bangunan, sculpture, hingga kawasan. Arsitektur membutuhkan penalaran dalam seninya, menginginkan ilmu dan kesepahaman dalam estetisnya.

Sastra adalah seni sungguh seni dari hati. Sastra adalah intuisi berkarya. Sastra adalah curahan hati, bentuk protes diri, penghargaan paling sederhana. Sastra adalah luapan kata kata yang terkadang bersifat multitafsir. Sastra adalah ambiguitas. Sastra adalah gejolak emosi. Sastra adalah hati.

Solo, 06 September 2010
sastra adalah hati... dan aku baru tahu kalau hati itu rumit. sulit dimengerti, sulit diejawantahkan.
konklusi ini sudah ruwet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar