Jumat, 12 Februari 2010

My Valentine...:)

Waktu terus bergulir. Era globalisasi sudah di depan mata. Pembatas antar negara kian pudar. Budaya-budaya dari luar negeri bebas masuk ke dalam negeri tanpa sempat melalui proses penyaringan. Tak sedikit orang yang terkena cipratan budaya tersebut. Parahnya, golongan remaja yang notabene masih dalam masa pencarian jati diri banyak yang ikut terlena. Generasi harapan serta penerus bangsa tak diketahui nasibnya kelak. Pikiran masih terombang-ambing dalam lautan globalisasi.
Dunia remaja adalah dunia yang penuh warna. Merasa ingin mencoba hal yang baru dan menantang adalah sifat dari kebanyakan remaja. Namun banyak dari mereka justru terperosok ke dalam lubang hitam yang penuh kehinaan, hingga masa depannya menjadi runyam. Jika generasi penerus hancur otomatis masa depan bangsa kelak juga ikut hancur.
Salah satu pengaruh yang merajai budaya remaja pop masa kini adalah Valentine’s Day. Valentine’s Day yang selalu diperingati setiap tanggal 14 Februari adalah hari kasih sayang sedunia, hari di mana mayoritas remaja mencurahkan seluruh kasih sayang mereka kepada orang yang dicintai.
Sekitar tahun 273 Masehi kepala St. Valentine, seorang pendeta Kristen dipancung oleh penguasa Roma karena memasukkan sebuah keluarga Romawi ke dalam agama Kristen. Lalu yang menjadi sebuah pertanyaan sekarang, apa hubungan antara Valentine’s Day dengan kisah pemancungan St. Valentine? Bila diruntut dari sejarah tersebut memang tak ada hubungannya sama sekali. Dalam versi lain dijelaskan bahwa pada awalnya bangsa Romawi merayakan hari besar mereka yang bernama Lupercalia pada tanggal 15 Februari sebagai penghormatan kepada Juno (Tuhan wanita dan perkawinan) dan Pan (Tuhan dari alam). Laki-laki dan wanita berkumpul lalu saling memilih pasangan dengan tukar kado dan hura-hura hingga pagi hari. Beberapa waktu kemudian pihak gereja memindahkan upacara penghormatan kepada berhala tersebut menjadi tanggal 14 Februari. Tujuannya pun dibelokkan untuk menghormati pendeta Kristen yang tewas dihukum mati, seperti disebut di atas yaitu St. Valentine.
Begitulah remaja. Mereka masih mengikuti apa yang menjadi trend masa kini tanpa mempertimbangkan untung ruginya, apalagi makna Valentine’s Day yang sebenarnya. Pokoknya asal ikut saja. Pendidikan yang tertanam serta lingkungan telah membentuk mereka untuk ikut serta dalam gelombang budaya Barat. Jika teman ikut memperingati Valentine’s Day, gengsi kalau tak ikut. Mungkin sebagian dari mereka akan mengajukan alasan senada jika ditanya alasan memperingati Valentine’s Day.
Valentine’s Day sudah jelas bukan berlatar belakang Islam. Lalu mengapa kita yang menganut Islam ikut dalam upacara penganut non Islam alias Kristen? Ketidaktahuanlah yang banyak mendorong untuk mengikuti budaya itu. Agama yang kurang tertanam hingga ke lubuk hati menjadikan tak ada pegangan untuk mengikuti arus budaya yang mengalir kian deras. Kurangnya perhatian orang tua, lingkungan yang sudah lebih dulu tercemar juga merupakan faktor pemicu.
Allah Swt. berfirman:
“Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan, hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya.” (QS Al-Isra’:36)
Allah telah menurunkan sebuah ayat yang menjadi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepadaNya. Allah tidak mengekang kita, Allah justru ingin agar makhlukNya selamat dalam mengarungi kehidupannya di dunia fana. Allah telah menggantinya dengan hari lain agar kita bisa memperingati hari raya yaitu Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha serta hari-hari lain. Toh, kasih sayang tak harus dicurahkan hanya pada 14 Februari saja. Setiap hari umat Islam dianjurkan berkasih sayang dengan sesama muslim.
Dalam sebuah hadist disebutkan:
“Perumpamaan seorang mukmin itu (dalam kasih sayang mereka, lemah lembutnya, dan rasa cinta mereka) bagaikan satu badan, apabila salah satu anggota badan menderita sakit maka seluruh badan merasakannya.” (HR Bukhari & Muslim)
Dalam hadist lain juga dikatakan bahwa:
“Seorang mukmin terhadap mukmin yang lainnya bagaikan satu bangunan saling menguatkan satu sama lainnya.” (HR Bukhari)
Jelaslah sudah jika umat muslim diharuskan saling menghormati serta menyayangi saudara sesama muslim kapan pun dan di mana pun berada.
Valentine’s Day hanyalah salah satu dari sekian banyak produk Barat yang telah meracuni remaja muslim. Masih banyak produk-produk lain yang telah menghancurkan remaja muslim. Sesuatu yang layak dijadikan pegangan untuk melakukan suatu perbuatan hanyalah ajaran-ajaran Islam. Pastilah bahwa dengan memegangnya kita akan selamat dunia akhirat. Masih ada waktu untuk mengubah pola hidup.
Dalam hadist riwayat Bukhari dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda:
“Tidak akan terjadi kiamat sebelum umatku menerima (mengikuti) apa-apa yang dilakukan oleh bangsa-bangsa terdahulu (pada masa silam), selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta.”

Daftar Pustaka:
1. Oleh Solihin, Jangan Jadi Bebek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar