Jumat, 26 Februari 2010

Curhat Setan: Hanya Ingin Share


-karena janji akan share pada seorang teman. :D setelah mencoba memahami bahasa tingkat tinggi itu.

Senja itu, Senin 22 Februari 2010, saya disodori sebuah buku bersampul putih polos tanpa banyak aksen dengan tampak samping buku –sisi kanan untuk buku kebanyakan- berwarna merah. Sekilas saya hanya bilang dalam hati: buku nyentrik. :p

Seperti biasa, yang pertama saya lihat pada sebuah buku adalah penerbitnya. Penerbit buku itu Gagas Media. Okelah, bukan penerbit yang asing. Selanjutnya membuka lembar awal yang menyertakan keterangan kapan buku itu terbit dan lembar akhir yang menginformasikan siapa dan bagaimana penulisnya. Hmmm...buku baru, terbit tahun 2009 dan masih cetakan pertama. Penulisnya Fahd Djibran. Seorang yang tertarik pada musik, sastra, kreativitas, dan.............filsafat.

Well, tak perlu berpanjang lebar saya langsung diberondong buat baca Curhat Setan. Curhat Setan hanyalah salah satu judul tulisan semi-fiksi yang terkumpul dalam buku itu. Di dalamnya terdapat juga beberapa puisi karya sang penulis.

Curhat Setan mengisahkan mimpi seorang manusia. Pada mimpi tersebut dikisahkan ia didatangi setan. Tapi tidak seperti kebanyakan setan dalam persepsi manusia yang menggambarkan buruk rupanya setan, setan di sini berpenampilan sangat baik. Cermin yang tak mungkin berbuat kejahatan. Pokoknya beda banget sama persepsi manusia. Bukan setan yang punya cula tuh, bukan pula setan yang bertaring, berkulit hitam, atau bermata kemerahan.

Setan bercerita bahwa ia tak mau disalahkan atas perbuatan manusia. “Lha sing salah kan manusia, masa aku yang dibruk-bruk-i kesalahan,” kilahnya. Ya, setan memang menggoda tapi apakah setan bersalah? Bukan manusianya yang lemah iman?

Terkait dengan kisah Adam Hawa di surga, setan berkelit bahwa dengan menggoda ia hanya ingin memberi kebebasan pada dua makhluk itu untuk memilih, tanpa paksaan, tanpa kekangan. Akhirnya Adam Hawa makan buah khuldi dan diusir dari surga bersama para setan. Di sini setan merasa bahwa ia tak salah karena kenyataannya Adam Hawa tergoda (iman belum kuat-itu tangkapanku dari cerita ini). Bukankah setan tak bersalah? (tapi menurutku, seandainya setan nggak menggoda, bukankah itu lebih baik?)

Tapi mengapa Tuhan juga menyalahkannya? Lalu setan bilang kalau Tuhan itu otoriter karenanya. (nah ini yang rada nyentil menurutku :o)

Hmm.. setan dan manusia itu bersahabat. Mereka bersepakat dalam banyak hal. Setelah setan menyakinkan manusia bahwa ia tak seperti persepsi kebanyakan manusia itu. Termasuk perbuatan salah manusia. Perbuatan salah manusia tetaplah manusia yang salah, dan jika benar maka itu akan menjadi kebenaran manusia. (ya intinya setan tetaplah sang penggoda sejati).

Tapi akhirnya mereka berdebat siapa yang akan menjadi pemimpin diantara mereka dalam suatu misi membenarkan persepsi-persepsi ‘salah’ tentang setan tadi. Tak ada yang mau mengalah! Tiba-tiba (mak cling! :D) manusia teringat sebuah ayat yang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk paling sempurna diantara semua makhluk ciptaan Tuhan. Dan mati katalah setan. Manusia lebih menang –karena lebih sempurna-. Persahabatan yang terbangun sekejap itu berakhir sekejap pula. Manusia terbangun dari mimpi. Selesailah semuanya.

“Ketika setan merasa disalahkan atas perbuatan salah manusia, ketika setan merasa bahwa Tuhan itu otoriter. Lalu siapa yang harus disalahkan?”

“Ketika semua kembali padaNya maka kebenaran itu ada pada kita sebagai makhluk yang sempurna. Tak ada yang perlu dipersalahkan dan dipermasalahkan. Pesan ada di ujung cerita, kala manusia bilang bahwa ia yang paling sempurna, dan paling pantas memimpin. Ia kembali padaNya...”

*)jangan menjadi serius, jangan dipikir dalam-dalam, ini juga hanya pemikiran dan imajinasi manusia. semua dikembalikan ke pedoman terbaik dan teragung hidup kita.

Solo, 23 Februari 2010
05:41pm
dalam dekapan senja yang terhujani tangisan langit

**)also available at terbanglahasaku.blogspot.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar