Jumat, 29 Januari 2010

Ekspedisi Bandung: Untuk Seribu Langkah, Untuk Seribu Mimpi [part 4: pasca CiWalk]

Kurang lebih pukul delapan malam (‘karet’ tidak dihitung-red) kami meninggalkan CiWalk dengan segala keelokannya.
Dan entahlah bertemu beberapa teman dengan pertanyaan-pertanyaan yang nyaris sama, “Kamu tadi makan apa? Di mana? Berapa harga?” Dan jawaban yang terlontar dari masing-masing bibir ternyata juga nyaris sama. :D
Tak terasa pukul sembilan sudah kembali ke penginapan. Namun Bandung malam hari di malam pertama (;)) tersebut begitu menggoda meski lelah menghantui. Keluar menyusuri pedestrian yang sudah mulai sepi, menyisir satu demi satu massa. Belok kanan ke BaBe (Barang Bekas), sebuah toko yang khusus menjual barang-barang bekas, yang masih layak dipakai, dengan harga yang terjangkau. Tak ada yang menarik magnet di hati, jadi keluarlah kami dengan tangan hampa. (Alhamdulillah...-red)
Menyusuri kembali jalan setapak demi setapak, sampai di Burger Moo, tetapi lambung ini belum begitu menginginkan suplai lebih. Jadi hanya mengantarkan dua orang teman saja meski pergi beramai-ramai.
Cukup, sudah malam. Burger Moo adalah jarak terjauh malam itu. Lalu kami bertolak kembali ke penginapan. Hhh...hanya dahaga tetapi ia berteriak. Oke, berlima mampir menjaja minum. Lega...
Saatnya harus kembali ke penginapan. Dan...zzzzzzz.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar